Setelah kurang lebih setahun Tenun Buton melakukan
penjualan dimedia sosial facebook, twitter, hingga blog www.tenunbuton.blogspot.com , kami
menyadari sangat banyak kekurangan baik dari sisi internal produksi, maupun eksternal
atau pelayanan ke konsumen yang hingga saat ini masih setia dengan
produk-produk Tenun Buton.
Kekurangan-kekurangan tersebut akan kami
perbaiki mulai dari tingkat produksi dengan peningkatan kualitas tenun,
pemilihan bahan baku, pelayanan, hingga pada tahapan proses distribusi ke
konsumen. Saran-saran dan masukan dari konsumen maupun pihak lain begitu banyak
mengalir untuk membimbing kami ke arah yang lebih baik. Saran dan kritikan yang
masuk ke kami menjadi asset yang tak ternilai harganya bagi kami. Kami
berterimakasih atas perhatian-perhatiannya, semoga Tenun Buton sebagai salah
satu asset kebanggaan nusantara ini semakin memperkuat kerajinan nusantara yang
lebih dulu mendunia.
Tenun Buton juga selalu berupaya untuk
memperbaiki diri dan terus berbenah dengan menghadirkan inovasi-inovasi produk
sesuai dengan permintaan pasar tanpa meninggalkan atau mengurangi folosifi-filosofi
yang terkandung didalamnya.
Permintaan pasar yang terus mengalami
peningkatan dari bulan ke bulan baik di dalam negeri maupun luar negeri membuat
kami bangga. Setidaknya hal itu mengindikasikan bahwa Tenun Buton diterima
dengan baik oleh masyarakat luas. Kepercayaan yang terbangun hingga saa ini
antara customer dan kami Tenun Buton,
semakin menguatkan rasa optimis kami untuk terus memberikan yang terbaik.
Kami mencatat, pada tahun 2013, sejak kami menggunakan
media sosial dalam pemasaran, jumlah produk Tenun Buton yang terpasarkan
mencapai angka 1.440 lembar dengan wilayah cakupan, Jakarta, Bali, Palembang, Surabaya,
Kediri, Malang, Jogjakarta, Medan, Semarang, termasuk beberapa negara luar
antara lain Australia, Singapura, Denmark, dan Prancis.
Beberapa produk kami degan kombinasi warna cerah
seperti Putih, Ungu, Kuning, Pink, dan Merah, diburu oleh para penikmat seni
tenun. Bahkan memaksa kami untuk bekerja 18 jam sehari dari 12 jam pada
hari-hari biasa. Pengrajin lokal dengan alat tenun manual sebagai ujung tombak produksi
menjadi terdepan dalam pemenuhan permintaan itu. Semangat mereka tak pernah
surut bukan karena pekerjaan itu melahirkan pundi-pundi rupiah bagi mereka,
tetapi kebanggaan yang tertanam dalam jiwa bahwa pelestarian Tenun Buton merupakan
tanggung jawab bersama.
Tahun 2013, produk-produk kami 98 persen
menggunakan bahan benang katun dengan ukuran 60cm x 4 meter. Pada tahun 2014
ini kami akan memproduksi Tenun Buton dengan menggunakan benang sutera. 50
persen dari total produksi bulanan kami akan dialokasikan menggunakan benang
sutera menyusul permintaan pasar.
Motif-motif Tenun Buton sebagaimana yang
telah diproduksi sebelumnya, pada tahun 2014 ini akan dikombinasikan dengan
motif Tenun Muna (Salah satu pulau didekat Pulau Buton atau berada dibawah kaki
pulau Sulawesi). Bagi kalangan awam, akan susah membedakan antara motif Tenun
Muna dan motif Tenun Buton, sehingga melalui perpaduan dua motif itu, akan
melahirkan jawabannya sekaligus mempertegas bahwa kedua daerah tersebut
memiliki keterikatan sejarah bag adik dan kakak.
Akhirnya, kami berterimakasih atas
kepercayaan yang telah diamanahkan kepada kami selama tahun 2013, dan kami akan
terus menjaganya sebagai sebagaimana menjaga hati kami sendiri. Dengan
kerendahan hati ini, perkenankan kami untuk meminta maaf jika selama tahun
2013, pelayanan kami kurang memuaskan, perkataan kami kurang berkenaan, dan
tindakan kami kurang terpuji.
Kepercayaan anda telah membantu kami mensosialisasikan
Tenun Buton di nusantara dan dunia. Kami
hanya mampu membalasnya dengan doa, “Semoga kita semua senantiasa berada dalam
lindungan Tuhan yang terus melahirkan pintu-pintu rejeki yang baru, dan
memelihara persahabatan ini untuk saling membimbing dan mengingatkan kepada
kebaikan,” aamiin aamiin aamiin yrb.
Hormat Kami