Seperti
lukisan perekat tembok-tembok lusuh dikamar itu
Kau
nampak bersemangat untuk menepis debu-debu hina
Meraih
satu persatu dengan jari-jari lentikmu
Nampak kusut
didepan siang yang memberimu ruang untuk meronta
Disini
aku tetap menanti satu ucapan yang membuatmu pergi
Saat arti
tak ingin bertanya mengapa kau membiarkan semua ini beku
Sendiri
dalam rajaman masa lalu tapi biarlah itu hanya mimpi
Sampai
kau kembali dengan masa depan yang membuatmu lugu
Lepaslah
mimpi-mimpimu yang berlalu tanpa aral untuk digenggam
Yang
sebenarnya itu hanyalah sebuah nama tentang rindu yang pudar
Berilah
nafas mereka yang membelah jiwa-jiwa malam hingga terpejam
Membisu
dan terus diam lalu biarlah kau tercumbu dengan bayangan
Jangan
bertanya sampai kapan kau kembali
Jangan mengigau
mengapa kau bermimpi
Karena
kau hanya merindui mimpimu
Tanpa meminta
wujud nyata dariku
Oleh : Julhan Sifadi
Oleh : Julhan Sifadi