
Sebuah event besar yang digelar di Indonesia
setiap tahunnya dengan rute terpanjang hingga ratusan kilometer dimana ditempuh
selama 6 hari. Tahun 2014 event I6DE mengambil jalur Singkawang - Pontianak dan bertajuk Borneo Equator 360 - Indonesia to Malaysia. Walaupun tanpa kompetisi, event tersebut sangat menarik karena
pesertanya dibatasi hanya 50 orang dan mereka adalah kumpulan rider-rider
tangguh di Indonesia.
Menjadi menarik ketika seorang anak berusia 17
tahun yang masih duduk di bangku sekolah SMKN 1 Kediri itu sudah terjun di event seperti itu sementara banyak seusianya yang tengah
sibuk menikmati masa-masa ABGnya alias hura-hura dan nongkrong bersama
teman-temannya di mall atau tempat-tempat keramaian.
Apa yang dilakukan oleh lelaki bernama lengkap
Redhy Yudho itu, memang tidak semua bisa menirukannya atau mengikuti
jejaknya, tetapi setidaknya bisa menginspirasi kita semua khususnya anak-anak
seusianya bagaimana menikmati masa remaja dengan hal-hal positif.
Dibalik perjalanannya ada banyak pesan yang bisa
kita petik baik bagi masyarakat umum maupun pemerintah Indonesia agar memberi
perhatian lebih di pedalaman.
Berikut saya merangkumnya dalam sebuah percakapan
singkat bersama Redhy, yang lahir di Kediri, 23 November 1997.
Anda
adalah peserta termuda, dan boleh dikatakan ini adalah event pertama yang akan
anda lewati. Apa motifasinya mengikuti ini?
Iyah saya memang baru pertama mengikuti event ini
tapi sebelumnya saya juga sudah mempersiapkan diri khususnya fisik dan mental.
Saya mengikuti ini tidak lepas dari motifasi yang kuat dari kedua orang tua
saya. Merekalah yang menjadikan saya bisa seperti saat ini dan saya tidak cukup
jika hanya berterimakasih.
Apa
pengalaman yang anda dapat dari event itu?
Pengalaman saya disana selama event six days
sangat mengasikan karena semua pesertanya baik dan bisa diajak saling sharing. Memang sih
waktu pertama mau start paginya sempat gugup keringat dingin tapi semua bisa
saya atasi karena saya yakin bisa menghadapi semua ini.
Bagaimana
perasaan anda ketika memulai perjalanan?
Di etape 2 saya sempat agak kelelahan mencari
tanda rutenya dan masuk ke rute yang sulit yang tidak seharusnya dilewati
peserta soalnya ternyata rute nya sudah diubah tapi belum bilang ke peserta . Etape ketiga, keempat, kelima, keenam
alhamdulilah bisa saya lewati dengan mudah walaupun mendapat halangan pecah ban
sama kampas rem depan belakang habis dan kampas itu habis saat etape keenam padahal
etape keenam jalurnya sangat enak dan full spedd. Tanpa pikir panjang saya pun full speed tapi tanpa memakai rem kalau
di pikir exstremm ya sangat exstreem.
Selama
perjalanan, apa yang paling berkesan menurut anda?
Yang paling berkesan waktu etape kedua sampe
seterusnya kebersamaan pun mulai muncul tolong menolong hingga istirahat
bersama guyonan bareng hal itu pling berkesan. Karena bisa menghilangkan rasa
capek dan rasa tegang sehabis melibas jalur-jalur yang di sediakan panitia.
Perjalanan
ini adalah rute yang tidak mudah, dan tentu banyak kendala-kendalanya. Diluar
dari pada pecah ban, dan kampas rem habis, apa saja kesulitan yang sangat
dirasakan selama perjalanan?
Kesulitan saya, waktu lihat kubangan lumpur dan
sungai, karena kubangan lumpur disana sangat beda dengan disini.
Apa
yang beda dari kubangan lumpur itu?
Disana kubangannya dalam-dalam karena bekas mobil
4x4 lewat. Extrimnya kita harus benar-benar memilih jalan atau tidak memilih
jalan yang ada bekas motor lewat. Capeknya lagi kalau salah jalur angkat
motornya sangat susah karena ketarik lumpur.
Apa
prinsip yang anda pegang dalam event tersebut sehingga bisa sukses
menjalaninya?
Untuk megatasi kesulitannya itu sangat mudah
cukup kita percaya diri dan yakin bahwa kita bisa melewati rintangan itu.
Lalu
yang membuat anda bersemangat?
Yang membuat saya semangat adalah kebersamaan
waktu event sangat terasa dan saya mencoba tidak mengecewakan orang tua.
Apa
hikmah yang anda petik selama perjalanan?
Hikmahnya saya melihat di pedalaman berbagai desa
orang-orangnya sangat baik dan pintar tetapi kenapa tidak mau bekerja di kota padahal
dia mempunyai pontensi yang bagus dan di pedalaman itu kurang dipantau oleh
pemerintah. Masa ada desa yang listriknya bergiliran.
Berikut Dokumentasi perjalanan :


