Wulan
Tilaar, adalah sosok penting dibalik eksistensi Martha Tilaar Grup saat ini. Ia
adalah Vice Chairwoman of Martha Tilaar Group dan
Direktur Utama PT.
Cantika Puspapesona.
Ia memiliki tanggung jawab yang strategis di perusahaan, mulai dari menentukan jalannya roda organisasi perusahaan, membentuk corporate culture yang sesuai dengan visi misi hingga menentukan visi misi arah pengembangan perusahaan.
Dari Wulan Tilaar inilah terlahir prinsip power five Martha Tilaar yang mampu menguatkan posisi Martha Tilaar di pasar nasional maupun global saat ini.
Prinsip power five dimaksud yaitu, Indonesian Concept, Innovative and Creative, Tradition to Modern Lifestyle, Empowering Woman, dan Local Wisdom Go Global.
Ia mulai bergabung di perusahaan Martha Tilaar sejak 1 Januari 2005, dengan posisi pertamanya di bagian Art Department, salah satu anak perusahaan Martha Tilaar Group.
“Saat ini, saya mengelola 2 anak perusahaan Martha Tilaar Group bagian services yaitu Martha Tilaar Spa mulai tahun 2009 dan Puspita Martha Beauty International School di tahun 2007. Selain itu, saya juga mengelola yayasan warisan budaya Gombong mulai dari tahun 2014 yaitu Roemah Martha Tilaar,” kata Wulan Tilaar.
Sejak kecil, rupanya ia telah dipersiapkan untuk menjadi penerus dari perusahaan kecantikan Martha Tilaar.
Mulai duduk di bangku sekolah dasar ia sudah diperkenalkan dengan dunia bisnis dari Ibunya Martha Tilaar.
“Saya sering diajak ke berbagai event sejak saya SD. Kemudian saya juga turut berpartisipasi saat SMP kelas 2 menjadi Sales Promotion ketika launching produk Belia,” terang Wulan.
Selain menjadi SPG, wanita pemilik filosofi Be kind, work hard, stay humble, smile often, keep honest, stay loyal, travel when possible, never stop learning, be thankful always and love ini juga turut dalam Focus Group Discussion (FGD), pemilihan nama dan warna merek Belia sampai ke tahap packaging nya.
“Menurut saya, life is a gift. Ini adalah anugerah Tuhan yang menjadi panggilan saya untuk berkarya di bidang kecantikan. Motivasi saya menjalani bisnis ini tentunya menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain khususnya memberdayakan para wanita Indonesia. Selain itu, hal yang memotivasi saya untuk terus berkarya mengembangkan bisnis keluarga ini adalah sharing good value untuk membuat hidup orang lain lebih bermakna,” ucap Wulan Tilaar.
Dalam kepemimpinannya di Martha Tilaar, ia mengembangkan konsep Servant Leadership atau kepemimpinan yang orientasinya lebih berstandar pada moral spiritual.
“Dimana saya harus bertanggung jawab kepada para karyawan dan juga sebagai role model,” papar Wulan.
Disamping itu, kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi salah satu faktor penting yang ia prioritaskan di Martha Tilaar.
“Kita sadari bahwa SDM merupakan aset penting perusahaan. Dimana SDM dapat membantu kita untuk mencapai misi perusahaan dengan DJITU yaitu Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet,” kata Wulan Tilaar.
Setelah sukses dengan konsep power five-nya, pekerjaan rumah yang menanti Wulan Tilaar saat ini adalah mengarahkan dan mengubah mindset masyarakat Indonesia yang pada umumnya masih kurang mengapresiasi produk Indonesia.
“Kebanyakan masyarakat saat ini masih western minded dan kurang rasa nasionalisme. Hal ini perlu pemahaman yang baik dan sosialisasi mengenai produk dan jasa lokal asli Indonesia,” ungkap Wulan.
Namun di era MEA seperti saat ini, Martha Tilaar telah diuntungkan dengan adanya identitas diri yaitu natural and cultural brand.
“Martha Tilaar akan lebih konsisten dalam mengusung nilai ke Indonesiaan baik dari segi produk dan service. Inovasi dan kreatifitas tetap terus digali untuk mengikuti trend zaman. Meningkatkan mutu SDM yang kompeten agar tidak kalah saing dengan kompetitor,” tutup Wulan Tilaar.
Ia memiliki tanggung jawab yang strategis di perusahaan, mulai dari menentukan jalannya roda organisasi perusahaan, membentuk corporate culture yang sesuai dengan visi misi hingga menentukan visi misi arah pengembangan perusahaan.
Dari Wulan Tilaar inilah terlahir prinsip power five Martha Tilaar yang mampu menguatkan posisi Martha Tilaar di pasar nasional maupun global saat ini.
Prinsip power five dimaksud yaitu, Indonesian Concept, Innovative and Creative, Tradition to Modern Lifestyle, Empowering Woman, dan Local Wisdom Go Global.
Ia mulai bergabung di perusahaan Martha Tilaar sejak 1 Januari 2005, dengan posisi pertamanya di bagian Art Department, salah satu anak perusahaan Martha Tilaar Group.
“Saat ini, saya mengelola 2 anak perusahaan Martha Tilaar Group bagian services yaitu Martha Tilaar Spa mulai tahun 2009 dan Puspita Martha Beauty International School di tahun 2007. Selain itu, saya juga mengelola yayasan warisan budaya Gombong mulai dari tahun 2014 yaitu Roemah Martha Tilaar,” kata Wulan Tilaar.
Sejak kecil, rupanya ia telah dipersiapkan untuk menjadi penerus dari perusahaan kecantikan Martha Tilaar.
Mulai duduk di bangku sekolah dasar ia sudah diperkenalkan dengan dunia bisnis dari Ibunya Martha Tilaar.
“Saya sering diajak ke berbagai event sejak saya SD. Kemudian saya juga turut berpartisipasi saat SMP kelas 2 menjadi Sales Promotion ketika launching produk Belia,” terang Wulan.
Selain menjadi SPG, wanita pemilik filosofi Be kind, work hard, stay humble, smile often, keep honest, stay loyal, travel when possible, never stop learning, be thankful always and love ini juga turut dalam Focus Group Discussion (FGD), pemilihan nama dan warna merek Belia sampai ke tahap packaging nya.
“Menurut saya, life is a gift. Ini adalah anugerah Tuhan yang menjadi panggilan saya untuk berkarya di bidang kecantikan. Motivasi saya menjalani bisnis ini tentunya menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain khususnya memberdayakan para wanita Indonesia. Selain itu, hal yang memotivasi saya untuk terus berkarya mengembangkan bisnis keluarga ini adalah sharing good value untuk membuat hidup orang lain lebih bermakna,” ucap Wulan Tilaar.
Dalam kepemimpinannya di Martha Tilaar, ia mengembangkan konsep Servant Leadership atau kepemimpinan yang orientasinya lebih berstandar pada moral spiritual.
“Dimana saya harus bertanggung jawab kepada para karyawan dan juga sebagai role model,” papar Wulan.
Disamping itu, kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi salah satu faktor penting yang ia prioritaskan di Martha Tilaar.
“Kita sadari bahwa SDM merupakan aset penting perusahaan. Dimana SDM dapat membantu kita untuk mencapai misi perusahaan dengan DJITU yaitu Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet,” kata Wulan Tilaar.
Setelah sukses dengan konsep power five-nya, pekerjaan rumah yang menanti Wulan Tilaar saat ini adalah mengarahkan dan mengubah mindset masyarakat Indonesia yang pada umumnya masih kurang mengapresiasi produk Indonesia.
“Kebanyakan masyarakat saat ini masih western minded dan kurang rasa nasionalisme. Hal ini perlu pemahaman yang baik dan sosialisasi mengenai produk dan jasa lokal asli Indonesia,” ungkap Wulan.
Namun di era MEA seperti saat ini, Martha Tilaar telah diuntungkan dengan adanya identitas diri yaitu natural and cultural brand.
“Martha Tilaar akan lebih konsisten dalam mengusung nilai ke Indonesiaan baik dari segi produk dan service. Inovasi dan kreatifitas tetap terus digali untuk mengikuti trend zaman. Meningkatkan mutu SDM yang kompeten agar tidak kalah saing dengan kompetitor,” tutup Wulan Tilaar.