
Sepertinya waktu itu sangat bersahabat
denganku melalui bisikan keyakinan untukku pulang bahwa kebahagiaanku mendekati
sempurna. Tuhan menyahutinya, tangis kecil yang menjadi simbol perjuangannya di
alam dunia ini dimulai. Petualangan baru untuknya telah Tuhan pikulkan
dipundakku.
“Ohh….begitu sempurna,” kalimat itu
melejit dengan kalem dari bibirku yang
disusul tamparan kecil bertubi-tubi melalui otak kiriku yang meragu. Yah…hari
itu tanggal 14 Juli, tepat dibulan Ramadhan tahun 2013, seorang wanita bernama
Alzena Fredella Handri Sifadi mengucap janji didepanNya. Dengan keyakinannya ia
bersuara lantang untuk memperbesar jabatanku dan mempertegas kelaki-lakianku.
“Anakku, anakku, anakku….” Tak berkedip
mataku memandang memastikan bahwa Tuhan tidak salah menitipkannya kepadaku.
Hari ini engkau telah 1 tahun, 14 Juli
2014, tepat dibulan Ramadhan juga. Tak ada lilin untuk kau tiup. Tak ada kue
tart atau terompet kebahagiaan untuk menyambutmu. Tapi tak usah hawatir, karena
aku telah menyiapkan lilin yang setiap saat siap berkorban demi menerangimu. Ia
takkan bisa habis hingga Tuhan memintanya kembali.
Juga telah ada kue tart yang akan kau
nikmati kelak sebagai penyelamatmu. Kue yang tidak akan pernah menagih bayaran
setelah kau memakannya, dan takkan memiliki masa kadaluarsa apalagi membuatmu
keracunan.
Percayalah, bahwa Aku dan Ibumu telah
menyiapkan sebuah tempat yang indah, yang akan membuat para malaikat tersenyum
kepadamu. Biarkan kami menyisihkan waktu sedetik dari setiap menit jarum jam
berputar untukmu.
Biarlah Tuhan memberikan kami buku putih
yang siap kami catat dibawa kawalan malaikat-malaikatNya bahwa setiap nadi
kami berdenyut ada namamu yang akan kami persiapkan sebagai penyelamat. Aamiin
aamiin aamiin yrb.