
Beberapa saat setelah itu, dari sebuah kamar tiba-tiba saya menyaksikan Ibu saya bangkit dari tidurya itu dan ia berjalan tergopoh-gopoh dengan sebuah tongkat.
Saya
menghapus air mata, lalu memperhatikan dengan detail dari ujung kaki hingga
ujung rambut. “Oh…iyah ini Ibu saya, yah…ini benar Ibu saya,”. Sayapun memeluk
Ibu saya itu dengan erat dan mengatakan kepada kedua saudara saya bahwa Ibu baru
saja mengalami mati suri dan insyaalah dipanjangkan umurnya.
Saya lalu mengambil makanan
berupa nasi dan sayur mayur untuk Ibu karena saya yakin ia kelaparan setelah tidur
panjangnya. Dihadapan saya, Ia makan dengan lahap sayapun menambahkan sayur yang
ada dipiring nasi saya. Lalu ia berkata “Nak…makanlah, sesungguhnya apa yang
kamu makan itulah yang saya senangi,”.
Sembari memperhatikannya makan, saya melihat sebuah tongkat yang ia gunakan untuk berjalan tadi. Tongkat itu terbuat dari potongan dahan sirsak yang masih muda dan diujungnya memiliki dua cabang. Lalu saya bertanya kepada Ibu saya, “Ibu…tongkat itu masih sangat muda dan masih nampak kuat untuk menemani Ibu berjalan. Bagaimana jika tongkat Ibu itu rapuh dan lapuk ?,”.
Dengan senyum khasnya ibu saya menoleh ke saya sambil meraih tongkatnya “Tidak lama lagi saya akan mampu berjalan dengan kedua kaki saya jika kalian terus melatih saya untuk berjalan,”.
Dan sayapun langsung terbangun, dan rupanya saya tengah bermimpi berbicara dengan almarhum Ibu saya. Sambil berdoa “Tuhan…muliakanlah Ibu saya Wa Musaafi Binti La Ade Mumini, terangi dan lapangkanlah kuburnya, bebaskan dari siksa kubur dan api neraka, ampunilah dosanya dan terimalah segala amal kebaikannya serta jadikanlah ia bagian dari taman-taman syurgamu,” aamiin aamiin aamiin yrb.
Kejadian ini membuat saya mengingat sebuah dalil dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
“Sesungguhnya Ibu dari Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya,”. (H. Riwayat Imam Tirmidzi. Sahih Tirmidzi Juzu’ III,-175).
Semoga saya sebagai anak diberi kekuatan iman dan kesehatan agar tetap memberi hadiah untuk Ibu saya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Jika manusia itu mati, amalannya akan terputus kecuali melalui tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak sholeh yang mendoakan dirinya”.
Sembari memperhatikannya makan, saya melihat sebuah tongkat yang ia gunakan untuk berjalan tadi. Tongkat itu terbuat dari potongan dahan sirsak yang masih muda dan diujungnya memiliki dua cabang. Lalu saya bertanya kepada Ibu saya, “Ibu…tongkat itu masih sangat muda dan masih nampak kuat untuk menemani Ibu berjalan. Bagaimana jika tongkat Ibu itu rapuh dan lapuk ?,”.
Dengan senyum khasnya ibu saya menoleh ke saya sambil meraih tongkatnya “Tidak lama lagi saya akan mampu berjalan dengan kedua kaki saya jika kalian terus melatih saya untuk berjalan,”.
Dan sayapun langsung terbangun, dan rupanya saya tengah bermimpi berbicara dengan almarhum Ibu saya. Sambil berdoa “Tuhan…muliakanlah Ibu saya Wa Musaafi Binti La Ade Mumini, terangi dan lapangkanlah kuburnya, bebaskan dari siksa kubur dan api neraka, ampunilah dosanya dan terimalah segala amal kebaikannya serta jadikanlah ia bagian dari taman-taman syurgamu,” aamiin aamiin aamiin yrb.
Kejadian ini membuat saya mengingat sebuah dalil dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
“Sesungguhnya Ibu dari Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya,”. (H. Riwayat Imam Tirmidzi. Sahih Tirmidzi Juzu’ III,-175).
Semoga saya sebagai anak diberi kekuatan iman dan kesehatan agar tetap memberi hadiah untuk Ibu saya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Jika manusia itu mati, amalannya akan terputus kecuali melalui tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak sholeh yang mendoakan dirinya”.